selamat datang

disini tempatnya artikel seru

Selasa, 08 Maret 2011

SENJAKALA DI CHANDRABAGA

Mentari hampir terbenam di ufuk barat…sementara semilir angina mengalunkan nada alam…pohon-pohon meliuk-liuk mengikuti iramanya…sepasang burung wallet bercanda ditengah danau buatan bermain air…bahagia sekali nuansa suasana senja itu…dihiasi langit jingga yang hampir padam oleh kegelapan malam…air danau itu memancarkan pesona kemurnianya dan bergemericik oleh ikan-ikan yang bersendawa…

            Aku duduk sendiri ditepian danau…aku lihat beberapa titik danau ditempati orang-orang yang mincing…mereka seakan lepas dari penat yang menyelubungi harinya…tanpa rasa jenuh mereka menunggu kai-kail harapanya dimakan ikan…disisi lain kulihat seorang ibu sedang menghibur bayinya yang ada dikereta dorong…aku tersenyum…sepasang muda-mudi sedang asik bermesraan diatas sepeda motor sambil menikmati indahnya suasana…mereka terhanyut nuansa alam…aku tersenyum mengingat kembali prosesi kehidupan yang telah kujelajahi sepanjang umurku…di dalam arena perputaran waktu diatas pentas kehidupan roda dunia.

            Tapi diantara semua keindahan itu ada seorang perempuan belia duduk termangu denagn sejuta lamunan…dia melempari danau dengan kerikil-kerikil…sejurus kemudian kedua tanganya menutupi wajahnya dan rintihan tangis terdengar samara-samar memecah suasana yang hangat itu…ada apa denganya…? Apa yang terjadi dengan gadis itu…? Aku membatin…mungkin cinta yang membuatnya jadi begitu…aku coba terawang alam kesedihanya…coba kugambarkan dengan kata…terlintas baying-bayang kehancuran hati menyelubunginya…sebuah luka yang teramat pedih menyayat disanubarinya…sebuah pengharapan dan penyesalan yang sia-sia…aku bergumam:…pasti gadis ini terkena racun bunga cinta yang membuat kebahagiaan berubah kesedihan…suka-cita menjadi duka-cita…dan tawa menjadi tangis…begitu hebat dan dahsyat racun itu menjalarinya…hingga ia tak mampu menahan gejolak perasaanya dan dicurahkannya lewat linangan air mata…tak lama kemudian ia menyekaair matanya…seketika ia berubah dari wajah kesedihan menjadi wajah penuh kebencian yang memancar diraut mukanya…

            Aku tersentak dan terperangah…betapa baying kegelapan yang pekat membiasinya seakan penuh dendam yang menggelora…hilang sudah kelembutanya…ia berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu dengan kemarahan memenuhi rongga dadanya…berlalu seiring mentari yang pulang kepangkuan malam…

            Langit semakin kelabu…sebentar lagi malam…akupun segera beegegas untuk meninggalkan tempat itu…sebuah tempat yang jujur memberikan gambaran-gambaran kehidupan yang melintas dialam ini…di kejauhan samara-samar terdengar suara adzan magrib yang mengiringi langkahku pulang…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar